ANDAIKAN TAKDIR BISA DIUBAH
“Andaikan aku punya kekuatan, aku
ingin merubah hidup. Andaikan aku punya ibu peri, kan ku pinta ia untuk
menyisir dunia ku. Seandainya aku punya tongkat ajaib, kan ku buat dunia ku tak
seperti ini. Seandainya Tuhan memberi ku satu mujizat,pasti kan ku pinta agar
semuanya ini tak terjadi dalam hidupku. Jika saja aku punya kekuatan ajaib,
mungkin sudah ku ubah semuanya ini menjadi indah. Tapi inilah takdir, inilah
kenyataan hidup, dan inilah bagian dari perjalanan hidup yang harus kita jalani
bersama. Aku tak tau, apa maksud ini semua, apa arti ini semua.
Apakah ini hukuman dari Tuhan, atau ini adalah cobaan kita. Aku tau, aku telah
melakukan kesalahan yang besar. Aku telah jatuh cinta kepada orang yang tak
seharusnya ku cintai. Aku mencintai orang yang berhubungan darah denganku. Aku
tau aku salah, aku tau aku berdosa, aku tau aku memang bodoh dan aku sudah gila
karena mencitainya.”
Dia adalah anak dari adik ayahku alias om ku, yang dengan kata lain dia
adalah adik sepupu ku. Walaupun dia lahir 5 bulan lebih awal dariku, tapi aku
memanggilnya adik, karena bagaimana pun juga papa ku adalah anak tertua di
keluarga kami. Dia ialah Joshua Oktavian, dialah adik sepupu ku itu. Dia
tinggal di kota Makasar bersama keluarganya, cukup jauh dari tempat ku disini,
di Tulungagung. Joshua tinggal disana bersama om dan tante, serta kakaknya, kak
Christian dan juga adiknya yang lucu jonatan. Dia lahir pada tanggal 24 Juni 1998, terpaut lumayan
dekat denganku. Aku lahir pada tanggal 13 November 1998. Dulu, kami pertama bertemu saat
aku masih kelas 2 SD. Usia yang terlalu dini, untuk mengenal apa itu arti
cinta, bahkan untuk mengenal siapa joshua
sebenarnya. Bahkan pada saat itu aku masih belum paham tentang
masalah hati. Buktinya saat joshua
pulang kembali ke makasar, aku tak terlarut dalam perpisahan. Aku hanya sedikit
kecewa lalu beranjak dan move on lagi dengan jalan bermain bersama kawan.
Tapi itu dulu, yang dulu berbeda dengan sekarang. Kini aku kelas 2 SMP,
kini aku mulai mengerti apa itu cinta, apa itu perasaan hati. Aku juga mengenal
apa itu sebuah arti dari kata perpisahan. Minggu pagi itu, tanggal 6 januari tahun 2013 itu, adalah hari pertama
kau tiba disini. Dan pada pagi itu pula, aku menyapa pagi mu. Dengan senyuman
manis, ku jabat tanganmu pagi itu. Masih ingatkah kamu joshua, akan itu semua.
Kamu masih belum mandi, belum ganti baju dan masih baru terbangun dari tidurmu
di pagi cerah itu. Ku angkat HP dan sok sibuk dengan twitter sesaat setelah kau
jabat tanganku. Walaupun masih sempat ku curi pandang padamu. Dan sempat
terlontar sedikit kata kata ngenuh dariku. Aku sudah sadar, dan aku sudah
merasa kalau kamu itu memang istimewa joshua. Kamu memang tidak putih, tidak
memiliki mata indah, aku juga tak tau sepintar apa kamu disekolah, bahkan aku
tak tau sekuat apa iman mu. Yang ku tau hanya satu, aku telah jatuh cinta
padamu sejak pandangan yang pertama itu. Jabatan tanganmu seolah mengalihkan
duniaku, tatapan matamu seolah membiusku, kamu membuatku hilang akal secara
mendadak. Dunia seakan berhenti saat kau genggam kedua tangan ini.
Tapi sayang, seribu kali sayang. Kenapa aku terlalu menyia-nyiakan
moment berharga itu. Padahal dia disini selama satu minggu, tapi aku hanya bertemu
dengannya sebanyak 4 kali. Pertama saat minggu pagi itu, kedua saat rabu sore.
Hari rabu adalah hari tersibuk ku, aktivitas ku terlalu padat saat itu. Dan dia
sedang mampir ke rumah, tapi malah ku tinggal untuk menyiapkan diri pergi ke
tempat les. Aku hanya sempat memandang wajahnya beberapa kali. Bahkan aku tak
sempat berbincang dengannya. Pada malam harinya, saat aku pergi ke Tulungagung
untuk menjenguk tante ku yang sedang melahirkan, dia tak ikut. Padahal kakak
dan adiknya ikut. “Kenapa kamu nggak ikut sih josh, padahal di tulungagung kan
gak cuman ngejenguk tante doang, tapi juga jalan jalan ke alon alon kota”
keluhku dalam hati merasakan kebahagian itu tanpa joshua. Yang ku ingat saat
itu, hanya satu, satu ucapanmu “Hati hati dijalan ya, perasaan ku gak
enak.”katamu. Orang orang bertanya tanya heran, “Kenapa?” dan kamu menjawab
dengan lugas “Aku kebelet ngising.” Tawa mu dan tawa orang orang saat itu
menjadi obat tidur lelap ku malam itu. Aku tak akan melupakan hal itu, aku tak
akan pernah melupakan hiburan kecilmu malam itu.
Tapi itu masih belum parah, ada satu hal yang lebih ngenes lagi. Jumat
malam itu, sepulang latihan koor, ku ambil kunci rumah di tempat tante C. dan
dia sedang nongkrong di depan rumah tante C bersama adik keponakan ku yang lain.
Sempat kucuri pandang padanya beberapa saat, tapi waktu tak bisa ku bekukan,
waktu harus berlanjut. Tak kusangka dan tak kusadari, disaat itulah perjumpaan
kita yang terakhir. Pada sabtu pagi kamu pulang lagi ke kota makasar. Sayang
kamu pergi terlalu awal, hingga aku belum sempat mengucapkan kata selamat
tinggal untukmu. Baru saja aku merasakan jatuh cinta, baru saja aku meraskan
bahwa hatiku telah kau curi. Sekarang sudah harus ku telan kenyataan perpisahan
itu sendiri. “Kini, apakah aku masih bisa hidup. Jika hatiku yang kau curi,
sudah kau bawa lari ke makasar joshua.” Keluhan hati seorang gadis galau dalam
hati kecilnya.
Yang dulu, tetap dulu. yang kini, sudah berubah dan berbeda dari yang
dulu. jika dulu aku hanya kecewa beberapa hari, kini aku galau seminggu hanya
karena kamu, joshua. Tolong jangan pergi, please kembalilah, aku belum sempat
ucapkan kata perpisahan untukmu. Kini yang tersisa hanya bayang bayangmu yang
selalu menghantui kehidupanku. Setiap aku mengingat hari sabtu itu, mataku
seakan tak kuat menahan bendungan air mata kesedihan. Tak bisakah kamu kembali,
dan menemani ku disini walau hanya untuk waktu yang singkat, dan tak lupa untuk
mengucapkan kata selamat tinggal sebelum kamu pergi dan kembali pulang ke
makasar. Aku disini masih merindukanmu, dan selalu merindukanmu joshua. Tak ada
kenangan yang cukup berarti bagiku, yang kau sisakan untukku hanyalah foto mu
di facebook, tak bisakah kau sisakan untukku lebih dari itu. Tak bisakah kau
beri aku nomor handphone atau yang lainnya. Tolong…. Beri aku waktu untuk siap
bernafas tanpa kehadiranmu.
Kini, yang tersisa hanya kenangan, kenangan tentu saja akan sangat sulit
terlupa. Dan yang aku tau sekarang adalah, semua rasaku ini hanyalah sekedar
rasa yang tertinggal dan tak pernah ku ketahui akhirnya. Karna dirimu, orang
yang kucinta, telah pergi ke tempat yang jauh disana. Entahlah apakah kisah ini
akan berlanjut hingga ku dewasa nanti, atau hanya menjadi sebuah rasa cinta
yang pernah ada di dalam hati. Segalanya ini tak ku ketahui dengan pasti.
Ya, akhirnya aku tau akhir dari kisah
ini. Kisah ini hanya akan menjadi pengalaman hidupku semata. Karena lama
kelamaan aku mulai bisa menerima kepergiannya. Dan aku bahagia telah pernah
merasakan anugrah cinta. Di tengah kegalauanku, ku temukan cinta baru pada hari
minggu itu, 24 februari 2013.
Read my
next love story. . .
0 komentar:
Posting Komentar