Pages

Kamis, 14 Maret 2013

CERPEN BY THITY 8A SNESA


Andaikan Takdir Bisa Diubah

 ANDAIKAN TAKDIR BISA DIUBAH
“Andaikan aku punya kekuatan, aku ingin merubah hidup. Andaikan aku punya ibu peri, kan ku pinta ia untuk menyisir dunia ku. Seandainya aku punya tongkat ajaib, kan ku buat dunia ku tak seperti ini. Seandainya Tuhan memberi ku satu mujizat,pasti kan ku pinta agar semuanya ini tak terjadi dalam hidupku. Jika saja aku punya kekuatan ajaib, mungkin sudah ku ubah semuanya ini menjadi indah. Tapi inilah takdir, inilah kenyataan hidup, dan inilah bagian dari perjalanan hidup yang harus kita jalani bersama. Aku tak tau, apa maksud ini semua, apa arti ini semua. Apakah ini hukuman dari Tuhan, atau ini adalah cobaan kita. Aku tau, aku telah melakukan kesalahan yang besar. Aku telah jatuh cinta kepada orang yang tak seharusnya ku cintai. Aku mencintai orang yang berhubungan darah denganku. Aku tau aku salah, aku tau aku berdosa, aku tau aku memang bodoh dan aku sudah gila karena mencitainya.”
Dia adalah anak dari adik ayahku alias om ku, yang dengan kata lain dia adalah adik sepupu ku. Walaupun dia lahir 5 bulan lebih awal dariku, tapi aku memanggilnya adik, karena bagaimana pun juga papa ku adalah anak tertua di keluarga kami. Dia ialah Joshua Oktavian, dialah adik sepupu ku itu. Dia tinggal di kota Makasar bersama keluarganya, cukup jauh dari tempat ku disini, di Tulungagung. Joshua tinggal disana bersama om dan tante, serta kakaknya, kak Christian dan juga adiknya yang lucu jonatan.  Dia lahir pada tanggal 24 Juni 1998, terpaut lumayan dekat denganku. Aku lahir pada tanggal 13 November 1998. Dulu, kami pertama bertemu saat aku masih kelas 2 SD. Usia yang terlalu dini, untuk mengenal apa itu arti cinta, bahkan untuk mengenal siapa  joshua sebenarnya. Bahkan pada saat itu aku masih belum paham tentang masalah hati. Buktinya  saat joshua pulang kembali ke makasar, aku tak terlarut dalam perpisahan. Aku hanya sedikit kecewa lalu beranjak dan move on lagi dengan jalan bermain bersama kawan.  
Tapi itu dulu, yang dulu berbeda dengan sekarang. Kini aku kelas 2 SMP, kini aku mulai mengerti apa itu cinta, apa itu perasaan hati. Aku juga mengenal apa itu sebuah arti dari kata perpisahan. Minggu pagi itu, tanggal 6  januari tahun 2013 itu, adalah hari pertama kau tiba disini. Dan pada pagi itu pula, aku menyapa pagi mu. Dengan senyuman manis, ku jabat tanganmu pagi itu. Masih ingatkah kamu joshua, akan itu semua. Kamu masih belum mandi, belum ganti baju dan masih baru terbangun dari tidurmu di pagi cerah itu. Ku angkat HP dan sok sibuk dengan twitter sesaat setelah kau jabat tanganku. Walaupun masih sempat ku curi pandang padamu. Dan sempat terlontar sedikit kata kata ngenuh dariku. Aku sudah sadar, dan aku sudah merasa kalau kamu itu memang istimewa joshua. Kamu memang tidak putih, tidak memiliki mata indah, aku juga tak tau sepintar apa kamu disekolah, bahkan aku tak tau sekuat apa iman mu. Yang ku tau hanya satu, aku telah jatuh cinta padamu sejak pandangan yang pertama itu. Jabatan tanganmu seolah mengalihkan duniaku, tatapan matamu seolah membiusku, kamu membuatku hilang akal secara mendadak. Dunia seakan berhenti saat kau genggam kedua tangan ini.
Tapi sayang, seribu kali sayang. Kenapa aku terlalu menyia-nyiakan moment berharga itu. Padahal dia disini selama satu minggu, tapi aku hanya bertemu dengannya sebanyak 4 kali. Pertama saat minggu pagi itu, kedua saat rabu sore. Hari rabu adalah hari tersibuk ku, aktivitas ku terlalu padat saat itu. Dan dia sedang mampir ke rumah, tapi malah ku tinggal untuk menyiapkan diri pergi ke tempat les. Aku hanya sempat memandang wajahnya beberapa kali. Bahkan aku tak sempat berbincang dengannya. Pada malam harinya, saat aku pergi ke Tulungagung untuk menjenguk tante ku yang sedang melahirkan, dia tak ikut. Padahal kakak dan adiknya ikut. “Kenapa kamu nggak ikut sih josh, padahal di tulungagung kan gak cuman ngejenguk tante doang, tapi juga jalan jalan ke alon alon kota” keluhku dalam hati merasakan kebahagian itu tanpa joshua. Yang ku ingat saat itu, hanya satu, satu ucapanmu “Hati hati dijalan ya, perasaan ku gak enak.”katamu. Orang orang bertanya tanya heran, “Kenapa?” dan kamu menjawab dengan lugas “Aku kebelet ngising.” Tawa mu dan tawa orang orang saat itu menjadi obat tidur lelap ku malam itu. Aku tak akan melupakan hal itu, aku tak akan pernah melupakan hiburan kecilmu malam itu.
Tapi itu masih belum parah, ada satu hal yang lebih ngenes lagi. Jumat malam itu, sepulang latihan koor, ku ambil kunci rumah di tempat tante C. dan dia sedang nongkrong di depan rumah tante C bersama adik keponakan ku yang lain. Sempat kucuri pandang padanya beberapa saat, tapi waktu tak bisa ku bekukan, waktu harus berlanjut. Tak kusangka dan tak kusadari, disaat itulah perjumpaan kita yang terakhir. Pada sabtu pagi kamu pulang lagi ke kota makasar. Sayang kamu pergi terlalu awal, hingga aku belum sempat mengucapkan kata selamat tinggal untukmu. Baru saja aku merasakan jatuh cinta, baru saja aku meraskan bahwa hatiku telah kau curi. Sekarang sudah harus ku telan kenyataan perpisahan itu sendiri. “Kini, apakah aku masih bisa hidup. Jika hatiku yang kau curi, sudah kau bawa lari ke makasar joshua.” Keluhan hati seorang gadis galau dalam hati kecilnya.
Yang dulu, tetap dulu. yang kini, sudah berubah dan berbeda dari yang dulu. jika dulu aku hanya kecewa beberapa hari, kini aku galau seminggu hanya karena kamu, joshua. Tolong jangan pergi, please kembalilah, aku belum sempat ucapkan kata perpisahan untukmu. Kini yang tersisa hanya bayang bayangmu yang selalu menghantui kehidupanku. Setiap aku mengingat hari sabtu itu, mataku seakan tak kuat menahan bendungan air mata kesedihan. Tak bisakah kamu kembali, dan menemani ku disini walau hanya untuk waktu yang singkat, dan tak lupa untuk mengucapkan kata selamat tinggal sebelum kamu pergi dan kembali pulang ke makasar. Aku disini masih merindukanmu, dan selalu merindukanmu joshua. Tak ada kenangan yang cukup berarti bagiku, yang kau sisakan untukku hanyalah foto mu di facebook, tak bisakah kau sisakan untukku lebih dari itu. Tak bisakah kau beri aku nomor handphone atau yang lainnya. Tolong…. Beri aku waktu untuk siap bernafas tanpa kehadiranmu.
Kini, yang tersisa hanya kenangan, kenangan tentu saja akan sangat sulit terlupa. Dan yang aku tau sekarang adalah, semua rasaku ini hanyalah sekedar rasa yang tertinggal dan tak pernah ku ketahui akhirnya. Karna dirimu, orang yang kucinta, telah pergi ke tempat yang jauh disana. Entahlah apakah kisah ini akan berlanjut hingga ku dewasa nanti, atau hanya menjadi sebuah rasa cinta yang pernah ada di dalam hati. Segalanya ini tak ku ketahui dengan pasti.
Ya, akhirnya aku tau akhir dari kisah ini. Kisah ini hanya akan menjadi pengalaman hidupku semata. Karena lama kelamaan aku mulai bisa menerima kepergiannya. Dan aku bahagia telah pernah merasakan anugrah cinta. Di tengah kegalauanku, ku temukan cinta baru pada hari minggu itu, 24 februari 2013.
Read my next love story. . .

0 komentar:

Posting Komentar